perubahan

seorang teman dari masa lalu, selalu menyakinkan aku bahwa dirinya nanti akan melakukan sebuah terobosan dan hal itu akan membuat sebuah perubahan besar dalam hidupnya... perubahan dalam cara pandang, menghargai dan perubahan tingkah laku...

namun, setelah sekian lama.... setelah saya sadari perubahan yang dilakukannya hanyalah berubah pekerjaan, berganti kegiatan, berganti bisnis... dari tahun ke tahun,,,.... apa itu yang dia maksud dengan perubahan? dia terus mempelajari hal baru, melakukan kegiatan baru, melihat tempat baru, bertemu orang baru terus menerus....

sehingga kesimpulan saya perubahan yang dilakukannya hanyalah merubah keadaan sekitar saja, merubah masalah saja, merubah suasana saja... dan intinya dia belum juga berubah... masih saja mencari lagi jalan yang dia sebut terobosan.....

apakah itu akan terus berlangsung?

menurutku perubahan itu adalah sebuah kemajuan, walau sedikit demi sedikit.. bukan seperti janji janji politik... berubah adalah mengganti pimpinan, mengganti gaya, merubah cara bicara...

perubahan itu bukan lah seperti cerita seekor katak yang ingin menjadi sapi.... mereka memaksakan diri terus menerus mengeluarkan suara keras dan terdengar seperti sapi... dan setiap dia melakukan hal tersebut.. kebodohan semakin jelas tampak... dan esok hari nya ia ingin menjadi seorang pangeran... dan katak itu pun duduk di atas selembar daun talas dan menganggap dia adalah seorang pangeran dan talas tersebut adalah singgasananya...

tindakan yang idiot bukan?

perubahan sebenarnya adalah seperti seekor ulat, menjalani hidup nya terus menerus dan mengetahui langkah apa yang harus dilakukannya untuk menyongsong perubahan di masa depan...ulat itu mengumpulan seluruh energinya, waktu nya untuk menjadi mahluk menjjikkan, rendah di tanah dan di balik dedaunan..

dan, setelah semua di persiapkan, dia mulai mencari selembar daun yang cocok untuk tempat ulat tersebut menggulung dirinya dengan airan dari tubuhnya sendiri... dan menjadi kepompong....

tidak itu saja, ulat itu terus bersabar dan menahan segala nafsu binatangnya...di dalam kepompong....sampai waktu yang cukup lama dan akhirnya dia menjad kupu-kupu....

dia tak ingin menjadi mahluk lain, dia tetaplah seekor ulat yang diberi sayap...

sehingga baik untukku mengetahui perubahan itu adalah, sebuah keputusan untuk menjalani sebuah kehidupan, menjadi bertanggung jawab atas apa pun resiko dan nikmat.. beretekun dan bersabar.. seterusnya tentukan masa depan tanpa harus merubah diri anda...

mata lelaki

malam tadi tv di rumah wak dikky jadi pusat perhatian... karena ada debat cagub dan cawagub Sumut 2013 - 2018...

baru dua pasang calon yg ngomong, wak dikky langsung matikan tv

"wadooooo.... <' suara pemirsa riuh..... "kok di matikan?

wak diky menjawab... " nonton debat cagub sumut macam liat brosur perumahan, palsu semua, teks semua, hanya ilustrasi.... jadi, ngapain di tonton," katanya...

ku coba jawab : mungkin karena banyak yg nanya orang REI (Real Estate Indonesia) sumut ya wak... atau pengusaha/ importir... makanya kesannya kek brosur... (bahkan tak ada satu pun pertanyaan atau sikap kongkret untuk masyarakat miskin kota & desa yg semakin susah aja....

balas nya lagi : ah udahlah,... diam aja kau sur.. ko tengok itu, kata tomy wistan - rei.. apa program bapak yg memajukan sumut yg melibatkan rei??? gila kan?... atau gatot yg selalu membanggakan kuala namu yg tak siap2 itu...

ku jawab tenang.. " ya udah wak... idupin lagi tvnya ... mending kita nonton acara mata lelaki aja 

jangan bersedih

Sahabat, jangan kau bersedih hati ketika kau mendapatkan banyak cacian dan hinaan...

Namun, Bersedihlah jika kita terbiasa mencaci maki manusia lainnya....

Sesungguhnya mereka sedang mencaci maki, saudara, diri sendiri, masa lalu atau masa depan mereka sendiri....
Posted by Unknown

fly

Sabtu, 13 Juli 2013
Posted by Unknown

Sejarah Istana Maimun

Istana Maimun, terkadang disebut juga Istana Putri Hijau, merupakan istana kebesaran Kerajaan Deli. Istana ini didominasi warna kuning, warna kebesaran kerajaan Melayu. Pembangunan istana selesai pada 25 Agustus 1888 M, di masa kekuasaan Sultan Makmun al-Rasyid Perkasa Alamsyah. Sultan Makmun adalah putra sulung Sultan Mahmud Perkasa Alam, pendiri kota Medan.

Sejak tahun 1946, Istana ini dihuni oleh para ahli waris Kesultanan Deli. Dalam waktu-waktu tertentu, di istana ini sering diadakan pertunjukan musik tradisional Melayu. Biasanya, pertunjukan-pertunjukan tersebut dihelat dalam rangka memeriahkan pesta perkawinan dan kegiatan sukacita lainnya. Selain itu, dua kali dalam setahun, Sultan Deli biasanya mengadakan acara silaturahmi antar keluarga besar istana. Pada setiap malam Jumat, para keluarga sultan mengadakan acara rawatib adat (semacam wiridan keluarga).
Bagi para pengunjung yang datang ke istana, mereka masih bisa melihat-lihat koleksi yang dipajang di ruang pertemuan, seperti foto-foto keluarga sultan, perabot rumah tangga Belanda kuno, dan berbagai jenis senjata. Di sini, juga terdapat meriam buntung yang memiliki legenda tersendiri. Orang Medan menyebut meriam ini dengan sebutan meriam puntung.
Kisah meriam puntung ini punya kaitan dengan Putri Hijau. Dikisahkan, di Kerajaan Timur Raya, hiduplah seorang putri yang cantik jelita, bernama Putri Hijau. Ia disebut demikian, karena tubuhnya memancarkan warna hijau. Ia memiliki dua orang saudara laki-laki, yaitu Mambang Yasid dan Mambang Khayali. Suatu ketika, datanglah Raja Aceh meminang Putri Hijau, namun, pinangan ini ditolak oleh kedua saudaranya. Raja Aceh menjadi marah, lalu menyerang Kerajaan Timur Raya. Raja Aceh berhasil mengalahkan Mambang Yasid. Saat tentara Aceh hendak masuk istana menculik Putri Hijau, mendadak terjadi keajaiban, Mambang Khayali tiba-tiba berubah menjadi meriam dan menembak membabi-buta tanpa henti. Karena terus-menerus menembakkan peluru ke arah pasukan Aceh, maka meriam ini terpecah dua. Bagian depannya ditemukan di daerah Surbakti, di dataran tinggi Karo, dekat Kabanjahe. Sementara bagian belakang terlempar ke Labuhan Deli, kemudian dipindahkan ke halaman Istana Maimun.
Setiap hari, Istana ini terbuka untuk umum, kecuali bila ada penyelenggaraan upacara khusus.

2. Lokasi
Istana ini terletak di jalan Brigadir Jenderal Katamso, kelurahan Sukaraja, kecamatan Medan Maimun, Medan, Sumatera Utara.

3. Luas
Luas istana lebih kurang 2.772 m, dengan halaman yang luasnya mencapai 4 hektar. Panjang dari depan kebelakang mencapai 75,50 m. dan tinggi bangunan mencapai 14,14 m. Bangunan istana bertingkat dua, ditopang oleh tiang kayu dan batu
Setiap sore, biasanya banyak anak-anak yang bermain di halaman istana yang luas.

4. Arsitektur
Arsitektur bangunan merupakan perpaduan antara ciri arsitektur Moghul, Timur Tengah, Spanyol, India, Belanda dan Melayu. Pengaruh arsitektur Belanda tampak pada bentuk pintu dan jendela yang lebar dan tinggi. Tapi, terdapat beberapa pintu yang menunjukkan pengaruh Spanyol. Pengaruh Islam tampak pada keberadaaan lengkungan (arcade) pada atap. Tinggi lengkungan tersebut berkisar antara 5 sampai 8 meter. Bentuk lengkungan ini amat populer di kawasan Timur Tengah, India dan Turki.
Bangunan istana terdiri dari tiga ruang utama, yaitu: bangunan induk, sayap kanan dan sayap kiri. Bangunan induk disebut juga Balairung dengan luas 412 m2, dimana singgasana kerajaan berada. Singgasana kerajaan digunakan dalam acara-acara tertentu, seperti penobatan raja, ataupun ketika menerima sembah sujud keluarga istana pada hari-hari besar Islam.Di bangunan ini juga terdapat sebuah lampu kristal besar bergaya Eropa.
Di dalam istana terdapat 30 ruangan, dengan desain interior yang unik, perpaduan seni dari berbagai negeri. Dari luar, istana yang menghadap ke timur ini tampak seperti istana raja-raja Moghul.
5. Perencana
Ada beberapa pendapat mengenai siapa sesungguhnya perancang istana ini. Beberapa sumber menyebutkan perancangnya seorang arsitek berkebangsaan Italia, namun tidak diketahui namanya secara pasti. Sumber lain, yaitu pemandu wisata yang bertugas di istana ini, mengungkapkan bahwa arsiteknya adalah seorang Kapitan Belanda bernama T. H. Van Erp.

6. Renovasi
Istana ini terkesan kurang terawat, boleh jadi, hal ini disebabkan minimnya biaya yang dimiliki oleh keluarga sultan. Selama ini, biaya perawatan amat tergantung pada sumbangan pengunjung yang datang. Agar tampak lebih indah, sudah seharusnya dilakukan renovasi, tentu saja dengan bantuan segala pihak yang concern dengan nasib cagar budaya bangsa.
Selasa, 09 Juli 2013
Posted by Unknown

berhenti berkelana

cintatu merasuk sukma setelah mengembara mencari sang putri prabu.......

lengir memerah tak kuasa menahan asmaranya pada kumbang yang dari pagi menjaga bunga

mengembara tak indah, hanya bertemu cinta lalu pergi lagi... dan dia mendapatkan cinta baru....

tapi, diam saja lebih membunuh rasa, menutup sukma.... kecuali ada cinta...

kelana ini sudah lelah,,,,, kudapun marah....

tapi, kesabaranmu, pengorbanan mu, baktimu, welas asih mu,,, membuatku tak ingin berkelana lagi....

jujur, aku berkhianat


rajutan asap rokok dikaleng bekas yang reok
memukul bosan mata yang tak terpejam
disamping remahan parafin padat yang rusak
dan tak mampu menyatu dengan warna darah hasil konsporasi jahanam

kotak-kotak, bulat-bulat, tak ada seni, tak ada semangat

berjuta nikotin, kafein, parafin, kerosin dan bensin telah kuhabiskan. namun belum satu pun seni kuhasilkan.

ngorok, jongkok, sampai beguling-guling aku dipewarna makanan yang dibeli di warung semalam

dan keajaiban itu tak jua datang....

gemericik nada kupetik perlahan, simphoni musik klasik menjijikan pun kedengaran.

memisahkan jaringan otak dan tulang belakang, lubang pantat terkangkang kebelakang.

lelah......

hidup ini bagaikan perjudian, hari ini bisa menang,, eh,, besok giliran orang.... hari ini jadi raja eh..... besok cuma bisa cerita.....

disana ngomong disini ngomong, aku cuma jadi pendengar.... disana sombong, disini sombong,,,, tunggu kehancuran mu, pendekar...

terlalu banyak huruf menghambat aliran sel sel darah merah ke kepalaku, tumpah jadi muntah, berdarah di ember keserakahan penghianat yang menduga aku menghianatinya.

tapi kau mati lebih dulu, kawan.... jadi kau tak pernah tau kejujuran itu.. bahkan kau terlalu takut dengan kenyataan..!!!.

aku yang membunuhmu perlahan, karena kau terlalu lemah menghadapi kehidupan.

aku menipumu semalaman, dan kau.... si bodoh yang malang, malah kegirangan dimakan rayuan.

aku tau mau mati sendiri, maka kujadikan kau korban....

nikmati saja kawan,,,,,,, tersayat sayat pun kau yang menahan.....permintaan mu pun tak kedengaran.

bahkan, kuburanmupun telah ksuiapkan sejak kita bertemu.........

maaf kawan, tak ada lagi pilihan...... inilah kejujuran......

Popular Post

Blogger templates

Labels

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Label

About

- Copyright © fotografi, sastra, sejarah dan filosofi -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -